Rabu, 26 Februari 2014

Mempermudah Urusan Orang Lain

Gue selalu punya prinsip kalo hidup itu ada asas timbal baliknya. Kalo lo baik sama orang, suatu saat kebaikan lo pasti dibalas walau bukan oleh orang yang bersangkutan, begitu juga saat lo jahat dan dzolim sama orang, someday lo juga pasti bakal terima karma-nya. Dari kecil orangtua gue juga selalu menekankan sama anak2nya kalo kita harus selalu baik sama semua orang, jangan pernah cari musuh, karena itu gue tumbuh jadi orang yang menghindari masalah dan ga pernah mau ikut campur urusan pribadi orang lain.

Dari prinsip itulah gue selalu berusaha semaksimal mungkin untuk bantu orang2 yang dateng ke gue untuk minta tolong, dalam hal positif ya tentunya. Kalo ada orang dateng ke gue minta tolong bantuin ngerampok bank atau bobol ATM, gue juga ogah nolonginnnya. Tapi orang2 di sekitar gue mungkin tahu kalo gue bukan orang yang punya banyak temen dekat. Buat gue, teman dekat adalah salah 1 faktor berhasil tidaknya kita dalam kehidupan. Mereka bisa bantu mengangkat lo, tapi bisa juga menjatuhkan lo, karena itu gue sangat berhati2 dalam berteman. Dan kalo mereka sudah berhasil menunjukkan ke gue bahwa mereka adalah orang2 yang bisa percaya, gue akan mau melakukan apa saja untuk orang itu sebagai gantinya. Ya gampangnya sih, lo baik sama gue, gue akan lebih baik sama lo, tapi kalo lo jahat sama gue, kelak Tuhan yang bakal bales kejahatan lo dengan yang lebih pedih. Gitu aja.

Salah 1 cara gue menolong adalah dengan mempermudah urusan orang lain. Pas CPNS tahun lalu contohnya. Seorang teman yang selama ini bekerja di sebuah bank sering curhat ke gue masalah pekerjaannya. Dia bilang perlu cari pekerjaan lain yang memungkinkan dia untuk bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarganya. Karena gue tahu ritme kerja di perusahaan swasta memang berat makanya gue menyarankan dia untuk daftar CPNS. Awalnya dia ragu karena takut gaji PNS kelak tidak bisa mencukupi kebutuhannya yang terlanjur terbiasa dengan standar gaji sebagai pegawai bank setingkat manager. Gue pun akhirnya menyarankan dia untuk daftar di Kemenkeu yang tunjangannya besar dan gue yakin bisa mengimbangi gajinya di bank.

Singkat kata walau dia ga yakin dan sebagainya dia akhirnya daftar CPNS juga setelah gue bilang ga ada salahnya nyoba kan. Dari awal gue yang selalu meng-info-kan dia supaya ga telat daftar, gue juga pantau dari website Kemenkeu sebisa mungkin supaya ga ketinggalan update info yang mungkin dia ga bisa sering2 cek walau gue sendiri ga ikutan daftar CPNS di Kemenkeu. Pas akhirnya namanya muncul di pengumuman yang berhak ikut tes CAT, muncul masalah baru. Dia ga tau rute untuk ambil kartu ujiannya di daerah Tangerang. Gue pun akhirnya tanya2 sama temen2 gue yang tinggal di Tangerang kira2 transportasi umum apa yang bisa sampai kesana, dan setelah dapat info yang akurat, gue sampaikan info itu ke temen gue ini.

Karena ini adalah tes CPNS pertamanya, gue juga kasih beberapa kisi2 soal CPNS tahun lalu untuk dia belajar supaya ada gambaran gimana soal yang bakal muncul nanti. Dia ujian dan dapat nilai yang menurut gue cukup bagus walau dia sendiri ga yakin bisa lulus ke tahap selanjutnya. Beberapa minggu kemudian dia mengabarkan gue kalo ternyata dia lulus ke tahap selanjutnya, tapi kartu ujian CPNS-nya hilang. Awalnya dia mau menyerah, tapi gue bilang sayang kalo dia ga maju. Akhirnya gue berinisiatif untuk mencari solusinya. Gue hubungi teman kuliah gue yang sudah lebih dulu jadi PNS di Kemenkeu. Gue tanyakan apa mungkin temen gue ini bisa datang tanpa kartu ujian. Temen kuliah gue berbaik hati mencari tahu ke panitia penyelenggara dan ternyata masih bisa diusahakan dengan surat keterangan kehilangan dari kepolisian.

Temen gue akhirnya bikin surat kehilangan dan bisa ikut ujian tahap selanjutnya. Di tahap2 selanjutnya gue juga selalu kasih info kira2 apa aja yang bakal diujikan. Dari awal gue mantau tahapannya, dia terbilang mulus untuk orang yang pertama kali ikut CPNS. Dia akhirnya bisa lulus sampai akhir, namanya muncul di pengumuman final peserta yang lulus CPNS Kemenkeu 2013 kemarin. Setelah lulus muncul masalah baru. Dia ga yakin apakah mau ambil CPNS itu atau tidak. Sebagai CPNS yang belum dapat gaji 100%, dia takut pendapatannya nanti ga bisa menutup kebutuhan hidupnya. Gue pun menyarankan dia untuk solat istikoroh dan tanya pendapat ibunya bagaimana baiknya. Akhirnya dia yakin untuk meneruskan pekerjaannya di bank saja dengan berbagai pertimbangan, dan tidak mengambil CPNS-nya itu.

Sebagai orang yang masih harap2 cemas dengan pengumuman akhir di tempat lain, gue menyarankan dia untuk mundur secara baik2. Gue bilang supaya dia paling tidak kasih konfirmasi ke pihak Kemenkeu sebelum hari pemberkasan bahwa dia mengundurkan diri agar posisinya bisa digantikan dengan peserta cadangan lain, dengan begitu dia bisa membukakan rezeki orang lain yang memang berharap bisa diterima CPNS disana. Dia pun mengikuti saran gue itu. Yah walau gue sebenarnya kecewa dia ga ambil CPNS-nya tapi gue bersyukur bisa ikut membantu dia mempermudah urusan orang lain. Dengan begitu temen gue ini juga akan bisa lebih bersyukur dan ga ngeluh dengan pekerjaannya se-hectic apapun itu karena ini udah jadi pilihannya sendiri.

Dari awal gue nolongin dia, selain sebagai temen, gue juga berharap jalan gue di CPNS kemarin juga dimudahkan walau ternyata gue ga lulus sampai akhir. Yah gue harap ini bisa jadi tabungan kebaikan gue dan bisa mempermudah jalan gue di CPNS tahun ini. Aamiin. Balik lagi ke benang merah cerita, ga pernah ada ruginya kalo kita mempermudah urusan orang lain. Ibaratnya itu salah 1 cara kita ber-ikhtiar juga. Toh Tuhan ga pernah tidur kan. Tuhan pasti lihat usaha kita selama ini. Jadi orang baik ga sulit kok. Dan sebaik2nya orang adalah orang yang bisa bermanfaat untuk orang lain. :)

Allah SWT berfirman :

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri..."
(QS. Al-Isra'/ 17 : 7 )

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

"Barangsiapa menghilangkan kesulitan seorang mu'min di dunia, maka Allah akan melepaskan kesulitannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah menutupi ainya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya..."
(HR. Muslim)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya sependapat

Posting Komentar