Sabtu, 27 Agustus 2011

Belajar dari Masa Lalu

Beberapa tahun lalu gue sempat terpuruk karena masalah cinta. Banyak yang berubah dalam hidup gue sejak kejadian itu. Gue awalnya memang sempat sulit menerima, tapi sekarang gue justru bersyukur karena pernah mengalami hal itu karena dari situlah gue belajar banyak hal. Yang terpenting gue bisa belajar untuk melihat sesuatu tidak hanya dari kacamata gue saja, tapi juga harus bisa melihat dari sudut pandang orang lain.

Seperti saat dihadapkan pada cinta segitiga yang saat ini terjadi di hidup gue. Gue berusaha untuk menilai semuanya dari sudut pandang lain. Gue selalu memposisikan diri gue ada di pihak lain, dengan begitu gue bisa berpikir lebih logis dan tenang untuk bersikap tanpa harus mencampuradukkan perasaan dan emosi.

Dulu gue pernah dicampakkan begitu saja oleh pasangan gue demi perempuan lain yang dianggapnya lebih sempurna. Awalnya memang gue menyalahkan pasangan gue dan kekasih barunya itu, tapi pada akhirnya gue tersadar kalo itu ga ada gunanya. Just let them go and continue my life.

Sekarang gue menghadapi keadaan yang berbalik. Gue sedang dihadapkan pada seseorang yang sudah punya kekasih tapi tetap bersikeras untuk memilih gue entah apa alasannya (i never ask the reason because it doesn't fix anything). Seandainya gue egois, bisa saja gue dengan cueknya bersikap seperti wanita jalang perebut kekasih orang, tapi belajar dari masa lalu, gue berpikir untuk memahami sudut pandang orang lain.

Karena gue pernah mengalami nasib sebagai korban yang ditinggalkan, ga sulit untuk gue bisa memahami sudut pandang si kekasih lelaki ini. Gue tau benar bagaimana sakitnya saat gue harus kehilangan seseorang yang gue sayang karena perempuan lain. Dan gue bersumpah tidak akan pernah melakukan hal yang kiranya akan menyakiti perasaan perempuan lain. Jadi dengan tegas gue akan menolak keras siapapun lelaki yang sudah punya pasangan (walau belum menikah sekalipun) untuk mendekati gue kecuali lelaki itu ingin gue beri pelajaran yang bakal bikin dia kapok berurusan sama gue lagi.

Dan kalau melihat dari sudut pandang di lelaki, katakan menurutnya gue lebih sempurna dari kekasihnya saat ini, apa setelah bersama gue dia akan benar2 mengikatkan dirinya untuk gue tanpa mencari yang lebih baik lagi..?? Belum tentu kan..!! Kalau saat ini saja dia tidak bisa bertanggungjawab dengan kekasihnya yang sekarang, bukankah tidak menutup kemungkinan dia juga akan bisa berlaku yang sama di kemudian hari..?? Jika dia tidak bisa menerima kekurangan kekasihnya sekarang, kelak dia juga akan mencampakkan gue dan mencari perempuan lainnya yang dianggapnya lebih sempurna dibanding gue. Dan bukankah semua manusia pasti memiliki kekurangan..?? Bukankah Tuhan memang tidak menciptakan seseorang manusia pun yang sempurna kecuali Rasulullah..??

Gue memang bukan seorang motivator atau seorang psikolog, gue hanya berbagi sebatas pengalaman gue aja. Dari pengalamanlah kita bisa belajar tentang kehidupan yang sebenarnya. Sedih dan kecewa boleh saja, tapi jangan habiskan waktu seumur hidup untuk tenggelam di dalamnya. Semua orang selalu punya masa lalu yang buruk, tapi itu bukan untuk disesali, tapi untuk dijadikan pelajaran untuk melangkah di masa depan.

Senin, 22 Agustus 2011

Welcome To The World, Baby Ava..!!

Hari ini akhirnya kebahagiaan keluarga kecil Pongky dan Teteh (beserta keluarga besar mereka juga tentunya) lengkap sudah dengan hadirnya seorang bayi mungil.

Bayi perempuan cantik yang diberi nama Avana Aisha Aquinna itu lahir sekitar pukul 12.45 WIB melalui operasi caesar dengan panjang 51cm dan berat 2,75 kg (bener ga tu teh..?? Kalo salah bisa dijitak Pongky nanti aku)

Gue sendiri berkesempatan untuk ngikutin prosesnya. Dari mulai dateng ke RSB Asih sampe teteh selesai operasi. Secara baru pertama kali nungguin orang melahirkan ya rasanya deg2an tapi excited pastinya.

Awalnya proses persalinan akan dilakukan secara normal dengan cara induksi untuk memancing kontraksi, tapi pas teteh masuk ruang observasi dan dilakukan pemeriksaan ternyata detak jantung bayinya lemah, jadi disarankan untuk operasi caesar aja.

Berasa banget ketegangan pas gue sama2 nungguin proses operasi di lobi bareng sama keluarganya Teteh n Pongky. Mamanya Teteh sempet panik banget dan ngajak gue untuk nunggu diluar aja supaya bisa ngilangin (mengalihkan lebih tepatnya) rasa tegangnya.

Sekitar 15 menit nunggu, akhirnya kita dikasih tau kalo si baby udah lahir. Keliatan banget muka2 lega plus bahagia menyambut cucu pertama di keluarga mereka. Kita gantian masuk ke ruangan observasi untuk ngeliat si baby yang baru lahir itu sekaligus untuk kasih ucapan buat sang orangtua baru. Pongky sempet nangis gitu karena terharu ngeliat hasil karyanya (karena beneran mirip banget sama Pongky kecuali matanya).

Sekali lagi aku (mewakili anak2 caur yang lain juga) mengucapkan selamat buat Pongky dan Teh Hana atas kelahiran baby Ava. Semoga Ava kelak jadi anak yang sholehah, pintar, berbakti, cantik kayak tante acha (lhooo..!?), dan bisa meneruskan kecauran orangtuanya. *colek pipi Ava*

Minggu, 21 Agustus 2011

Tradisi Menjelang Lebaran

Tiap keluarga pasti punya tradisi sendiri menjelang lebaran. Kalo di keluarga gue sendiri tiap tahun sejak 2 minggu sebelum lebaran pasti udah heboh nyiapin segala macem kue2 dan juga rendang paru buat lebaran nanti.

Hari ini nyokap mulai nyicil buat bikin kue2 lebaran. Karena bala bantuannya kurang, makanya hari ini cuma bikin 2 kue aja, nastar dan kue semprit (biasanya langsung bikin 4 jenis kue). Selain kue, bahan2 buat bikin rendang paru favourit keluarga juga mulai disiapin.

Minggu depan rencananya mau bikin beberapa kue lagi. Ade gue sih minta bikin kastangel, sedangkan gue minta bikin kue coklat almond. Entah apa yang bakal dibikin minggu besok tampaknya nyokap juga belom memutuskan untuk bikin apa. Kita liat saja minggu depan. Hehehe.

Rabu, 17 Agustus 2011

Nyamannya Menabung di BNI Syariah


Lagi iseng browsing eh ketemu berita tentang adanya lomba blog yang diadakan oleh Republika bertemakan BNI Syariah. Hasrat blogging saya langsung memanggil apalagi belum lama ini saya memang punya pengalaman pribadi dengan BNI Syariah ini.

Sebelumnya saya sudah menjadi nasabah BNI (konvensional) selama beberapa tahun (sebelum ada BNI Syariah). Rekening tabungan pertama yang saya punya (sewaktu kelas 1 SMA) pun adalah Taplus BNI. Selama kuliah, saya diharuskan punya tabungan BNI karena sistem pembayaran kuliah di kampus saya (Undip) menggunakan fasilitas autodebet dari BNI. Yah walau saldo tabungan saya hampir selalu mepet saldo minimal (namanya juga mahasiswa..hehe..) tapi saya merasa sangat puas dengan layanan bank ini.

Perkenalan saya dengan BNI Syariah terjadi belum lama ini, tepatnya bulan lalu saat saya mencari informasi tentang tabungan yang ramah administrasi bulanannya (maklum saya sedang belajar menabung hasil keringat sendiri yang memang tidak seberapa) tapi mempunyai fitur2 layanan yang lengkap. Pilihan saya sejak awal memang cenderung ke bank syariah, selain karena menghindari riba, saya sangat terbantu dengan produk tabungan bank syariah yang saldo pembukaan awalnya relatif kecil (BNI Syariah sendiri hanya mensyaratkan Rp100.000,- untuk pembukaan awal rekening Tabungan iB Hasanah) dibandingkan dengan bank konvensional yang mensyaratkan saldo awal pembukaan tabungannya cenderung besar (biasanya Rp500.000,-).

Setelah beberapa hari mencari informasi tentang berbagai macam bank syariah (via google, website resmi berbagai bank syariah, blog orang lain, facebook, serta forum2 online lainnya) dan berbagai jenis produk tabungannya, akhirnya saya memutuskan untuk kembali membuka rekening tabungan BNI (secara tabungan BNI saya terdahulu sudah tidak aktif karena dibawah saldo minimal karena tidak pernah diisi sejak lulus kuliah 2009 lalu..hehe..), namun kali ini saya memantapkan hati untuk memilih BNI Syariah.

Awalnya saya bimbang apakah akan memilih program tabungan yang sedang digalakkan pemerintah sejak tahun lalu (TabunganKu yang bebas biaya administrasi bulanan) atau Tabungan iB Hasanah dari BNI syariah yang juga ringan biaya administrasi bulanannya. Agar tidak ragu, akhirnya pada tanggal 21 juli lalu saya bersama seorang teman mendatangi cabang BNI Syariah di kota saya (Depok), di sana kami di sambut dengan pelayanan yang ramah. Saya mendapat penjelasan lengkap tentang Tabungan iB Hasanah dan juga TabunganKu yang ternyata juga menjadi salah 1 produk tabungan di BNI Syariah (awalnya saya kira TabunganKu hanya ada di bank2 konvensional saja). Setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya saya memutuskan untuk membuka TabunganKu iB hari itu juga, begitu juga dengan teman saya yang merasa tertarik untuk membuka TabunganKu iB setelah mendapat penjelasan dari CSO yang hari itu menerima kami (mbak Sulis namanya..hehe..). Yang menarik adalah saat pembukaan rekening, kami juga bisa langsung berinfak. Sambil menabung bisa membantu sesama. Selain itu, bila ingin menabung, saya bisa melakukannya di semua cabang BNI terdekat (baik Syariah ataupun konvensional).

Selain mendapat penjelasan tentang produk tabungan, saya juga mendapat penjelasan tentang produk perbankan lainnya yang dimiliki oleh BNI Syariah. Dari semua produk yang ditawarkan, saya sangat tertarik dengan Deposito iB Hasanah yang saldo minimalnya juga tidak memberatkan kantong saya (dengan Rp1.000.000,- sudah bisa punya deposito di BNI Syariah..menarik bukan). Jujur saja, sejak dulu saya sangat ingin punya deposito sebagai salah 1 bentuk simpanan uang yang tidak bisa saya ambil seenaknya (saya termasuk orang yang sulit sekali mempertahankan uang di tabungan karena sering tergiur belanja itu dan itu), namun lagi2 karena besarnya saldo minimal deposito yang ditetapkan bank konvensional sangat besar dan belum menjangkau kantong saya, keinginan saya itu baru sebatas impian saja. Tetapi saat mengetahui bahwa BNI Syariah menawarkan deposito dengan saldo minimal yang tidak terlalu besar (untuk saya), saya seperti mendapat angin segar. Impian saja untuk punya deposito akhirnya bisa terwujud.

2 minggu setelah saya membuka rekening TabunganKu iB (5 agustus 2011 ), saya kembali kesana (BNI Syariah Cabang Margonda Depok) untuk mengambil kartu ATM dan mewujudkan keinginan saya untuk memiliki deposito dengan membuka Deposito iB Hasanah. Kebetulan saat itu saya baru saja mendapat sedikit rezeki lebih dari hasil penjualan kerajinan tangan yang saya buat dan juga hasil penjualan laptop lama saya. Dengan jumlah uang yang saya miliki tersebut, tidak mungkin saya bisa memiliki deposito di bank konvensional, namun BNI Syariah mampu mewujudkan impian saya tersebut.

Begitulah kira2 pengalaman saya dengan BNI Syariah yang bisa saya bagikan. Harapan saya sebagai nasabah, semoga BNI Syariah bisa terus menjaga kualitas dan meningkatkan pelayanannya terhadap para nasabah agar semakin banyak orang yang yakin untuk menabung ataupun berinvestasi dengan cara yang halal di BNI Syariah.

Jumat, 12 Agustus 2011

Driving Course (part 2)

DAY 6

Hari ini ada insiden dirumah gue. Entah kenapa hari ini semua orang dirumah gue pada kompak bangun kesiangan. Gue yang dapet jadwal latihan jam 10 tapi malah baru bangun jam 10.30 WIB, siap2 plus ribet rebutan kamar mandi sama yang lain, akhirnya begitu siap waktu latihan dah tinggal 15 menit doank. Jadi akhirnya gue ga berangkat aja sekalian. Hahaha. Sayang sih sebenernya karena tu berarti jam latihan gue angus sejam. Cuma berhubung gue juga belum sempet ke tempat kursus pusatnya buat minta ganti pelatih, jadinya gue hanya berharap pelatih gue hari itu adalah pelatih yang ga enak lagi supaya gue ga terlalu nyesel kehilangan 1 jam waktu latihan gue itu. Hehe.

DAY 7

Gue dateng di hari latihan ke-7 agak telat dengan agak ngantuk. Begitu dateng ada 2 mobil latihan yang siap. Honda jazz dan xenia. Ternyata gue pake xenia dengan pelatih yang sama kayak hari sebelumnya (hari ke-5), padahal gue belum ngurus ke kantor pusatnya. Hehehe. Di latihan ke-7 ini gue khusus belajar gimana cara bawa mobil di tanjakan dan apa yang harus dilakukan kalo mobil tiba2 mati mesin di tanjakan. Belajarnya di fly over yang ga terlalu curam tanjakannya. Yah lumayan lancar lah. Paling ga gue bisa jadi ga panik dan ngerti gimana caranya ngadepin situasi kalo mobil mati pas ditanjakan.

DAY 8

Masih dengan pelatih yang sama tapi dengan mobil yang beda (honda jazz), latihan di hari ke-8 berjalan cukup lancar tanpa ada kendala. Gue diajak lewat jalan kampung yang lumayan sempit tapi agak padat kendaraan juga. Kata pelatihnya, gue dah lumayan lancar dan udah ga panik lagi. Jadi 2 latihan terakhir nanti cuma tinggal mantepin dan tambah ngelancarin aja lagi.

DAY 9

Latihan hari ke-9 masih tetep dengan pelatih yang sama, gue ngelancarin bawa mobil keliling jalur utama depok. Awalnya lancar2 aja, ga ada kepanikan sama sekali walau gue harus muterbalik di jalanan yang rame, sempet kena macet, dll. Pelatihnya juga bener2 ngelepasin gue bawa tu mobil sendiri (dia udah ga nyentuh rem dan kopling tambahan). Tapi awal yang lancar itu berakhir dengan kacau waktu si pelatih nantangin gue nerobos lampu merah arah fly over. Emang sih waktunya belum lama abis dan mobil di sebelah kiri gue masih ada juga yang nekad belok dan si polisi yang jaga disitu juga ngasih jalan, cuma karena gue dah siap buat berenti n nunggu lampu ijo selanjutnya aja, gue malah jadi panik. Karena pelatihnya ngeyakinin kalo gue masih dapet beberapa detik sebelum mobil2 dari arah berlawanan pada jalan, akhirnya gue nekad belok juga, tapi karena gue panik akhirnya gue muter setir terlalu banyak dan hampir aja kesundul sama mobil di sebelah kiri gue yang ikutan belok juga. Karena liat gue panik dan udah bener2 nge-blank, akhirnya si pelatih turun tangan juga. Setelah itu sisa latihan gue kacau. Si pelatihnya juga sampe bilang kalau gue jadi kacau lagi padahal awalnya dah lancar banget. Dia nasehatin gue apapun yang bakal gue temuin di jalanan pas nyetir jangan dibawa panik lama2 atau gue yang bakal repot sendiri. Hiks2. Ya semoga latihan hari terakhir bisa lancar tanpa gangguan apa2 dan gue bisa bener2 ngatasin kepanikan gue.

DAY 10

Hari terakhir latihan ternyata gue ga dapet pelatih yang sama seperti hari2 sebelumnya. Gue dapet pelatih di hari ke-2 dan dapet mobil yang amit2 beratnya (kijang kapsul tua). Keadaan tu mobil bener2 mengenaskan banget. Entah karena selama ini gue latihan selalu pake mobil keluaran (lumayan) baru yang enak dibawanya, begitu bawa si kijang ini berasa bawa gerobak bermotor aja gue. Guncangannya parah banget dah kayak lagi offroad di jalanan rusak, kopling dan remnya berat banget, setirnya juga berat dah kayak setir truk (kayak dah pernah bawa truk aja gue..haha..) plus banyak banget bunyi2an kayak mo rontok gitu mobilnya (bunyi ngik2 dan klontang2 di seluruh bagian mobil). Gue juga ga lewat jalur yang biasa, tapi dibawa ke arah bogor lewat kota kembang (sekarang GDC) yang jalannya banyak banget belokannya plus sempit dan lumayan padat sama angkot. Kita akhirnya berenti di sekitar taman makam pahlawan bogor (ga tau nama daerahnya apa). Disana gue di tes cara parkir maju mundur. Karena tempatnya mayan luas dan sepi, gue lancar2 aja ngelewatin tesnya, tapi kalo di tempat yang crowded ga tau juga deh. Hehe. Kita di TMP itu ga terlalu lama, cuma sekitar 15 menit, setelah itu kita balik lagi ke kota kembang untuk menuju ke arah depok lagi. Di kota kembang gue juga sempet di tes. Muter balik sama tanjakan. Pas muter balik juga lancar kecuali gue lupa mulu ngasih lampu sen. Pas tanjakan juga lancar2 aja. Mobil sama sekali ga mati atau mundur di tanjakan itu. Karena waktunya dah mepet solat jum'at, akhirnya kita balik ke arah depok lewat dewi sartika (padahal biasanya lewat margonda). Sama seperti di hari ke-2 latihan, sebelum sampe di tempat kursus, si pelatih mengeluhkan lagi soal bayarannya yang kecil di tempat kursus itu yang gue tau pasti ujung2nya pasti minta uang tip lagi. Gue sok2 simpati aja dengerinnya padahal udah males sebenernya. Sampe di tempat kursus, setelah parkir mobil, gue langsung aja ngasih uang tip yang sebenernya emang udah gue siapin. Gue ngasih uang tip yang jumlahnya 2x lipat dari yang pernah gue kasih di hari ke-2. Begitu dia terima uang itu, langsung berubah sumringah mukanya plus ngomong sesuatu yang malah bikin gue tambah ilfil. Dia bilang, "wah sering2 ya nanti kayak gini (maksudnya ngasih uang tip ke dia)". Gue yang dah males cuma senyum kecut dan cepet2 matiin mesin mobil. Waktu gue ngasih kunci mobil ke si pelatih sebelum gue pulang, gue bilang kalo hari ini adalah hari terakhir gue kursus. Terlihat agak gondok ekspresi mukanya pas tau gue dah ga bakal ngasih uang tip yang gede lagi untuk dia. Haha. Intinya latihan terakhir itu cukup lancar. Tapi entah karena efek mobil yang berat tadi atau efek keseleo beberapa hari lalu, begitu turun mobil kaki kiri gue berasa sakit banget di daerah tulang keringnya. Saking sakitnya, jalan gue sampe pincang dan sakit itu baru sembuh setelah beberapa jam kemudian. Repot juga kalo tiap nyetir mobil kaki gue harus pincang gini sesudahnya.

Senin, 08 Agustus 2011

Driving Course (part 1)

Gue akan mulai postingan di bulan agustus ini dengan pengalaman gue belajar setir mobil. Ga penting emang,tapi biarlah daripada blog gue ga ada postingan baru. Hehe. Awal agustus ini gue pake buat intensif belajar stir mobil di salah 1 tempat kursus stir mobil di depok (sengaja ga sebut merek nih..tebak sendiri yah..hehe..). Gue ambil paket 10x1jam (10x pertemuan dengan lama 1 jam di tiap pertemuannya) dengan waktu latihan tiap hari mulai tanggal 2-11 agustus. Namanya juga baru pertama kali,rasanya excited banget sekaligus parno,secara selama ini gue manasin mobil aja ga pernah boleh. Gue akan jabarkan progress latihan gue di tiap2 pertemuannya.

DAY 1

Hari pertama latihan dimulai jam 11 siang. Gue dapet pelatih yang masih agak muda,sayangnya ga ganteng. Kalo ganteng kan bisa sekalian lirik2 dikit gitu (sambil menyetir lirik pelatih..hehehe..). Astagfirullah lupa lagi puasa (pasang kacamata kuda lagi). Hari pertama gue latihan pake mobil kijang kapsul. Agak kaget pas pertama ketemu pelatihnya langsung disodorin kunci mobil,sedangkan dia sendiri langsung ngeloyor masuk mobil. Gue kira gue bakal latihannya di tempat yang sepi,tapi ternyata langsung turun ke jalan raya yang lumayan rame saat itu juga. Sok2 nyantai akhirnya gue masuk juga ke dalem mobil. Duduk manis di belakang kemudi,pasang seat belt,nyalain mobil, trus langsung cengar/i ke arah pelatih karena ga tau harus ngapain lagi. Ngeliat gue cuma pamer gigi akhirnya pelatihnya cuma ngomong 1 kalimat,"yaudah..mundurin mobilnya.." yang dengan polosnya gue jawab dengan pertanyaan "gimana caranya..??". Tampak agak gondok si pelatih itu ngedenger jawaban gue. Akhirnya dia (tampak terpaksa) ngasih tau segala macem hal yang harus gue lakuin termasuk ngasih tau apa aja fungsi dari semua alat yang akan ada di bawah kendali gue nanti. Setelah dikasih teori sedikit, gue mencoba mempraktekkan semua yang udah dijelasin tadi. Mundurin mobil sukses,selanjutnya gue dibawa ke daerah perumahan yang agak sepi untuk disekap belajar. Tempatnya sih enak sepi, ga ada mobil atau motor yang lalu lalang mengacaukan konsentrasi, cuma jalannya ampun2an. Udah kecil (ngepas banget buat 2 mobil),geradagan,plus naik-turun,banyak polisi tidur pula. Hadeuh,kebayang ga tu stresnya gue kayak apa. Gue harus kerja keras buat meng-sinkronkan otak,tangan,kaki,dan mulut gue (namanya juga wanita,mulut selalu ikut nimbrung dalam segala hal) sekaligus. Tapi ajaibnya latihan hari pertama itu berlangsung dengan sangat lancar (kecuali mesin mobil yang sempet mati sekali pas di belokan),sampe2 si pelatih ga percaya kalo gue baru pertama kali itu belajar setir.

DAY 2

Hari kedua latihan di mulai jam 8 pagi. Gue latihan pake xenia dengan pelatih seorang bapak2 yang tampak seperti seorang fanatik suatu aliran agama. Latihan hari kedua gue dibawa ke jalanan yang lebih rame dan medan yang lebih menantang (belokan2 yang mayan tajem plus banyak puteran balik). Latihan kedua ga selancar latihan pertama. Pelatih yang kedua ini sangat2 tidak cooperatif. Dia ga terlalu banyak ngasih arahan2 buat gue. Kakinya malah dengan santainya nangkring di atas jok tanpa jaga2 injek rem atau kopling cadangan. Paling banter dia cuma ngomong,"nah iya bener gitu". Hari kedua gue ga terlalu banyak dapet ilmunya. Yang menyebalkan adalah di akhir latihan si pelatih tanpa tedeng aling2 minta uang rokok sama gue sambil bilang, "saya kasih tau ya, kamu kalo mau cepet belajarnya harus deketin pelatihnya dulu, ya kasih2 uang rokoklah". Jiah ngajarin gue sesuatu aja ga malah minta tip. Sebenernya tanpa diminta pun, dari hari pertama latihan gue juga dah ada niat buat ngasih tip ke pelatih, tapi kalo tiba2 dia yang minta begitu kan malah jadi ilfil guenya. Hari kedua berlangsung dengan menyecewakan.

DAY 3

Trauma dengan kejadian menyebalkan di hari kedua,gue dateng dengan males2an dan agak sedikit telat (harusnya jam 10 tapi gue baru dateng jam 10.15). Tapi ternyata di hari ketiga gue dapet pelatih yang baik dan sabar. Di hari ketiga gue masih pake xenia tapi beda warna (ga penting..haha..). Kali ini gue latihan di daerah yang lumayan banyak tanjakan-turunannya. Latihan bisa dibilang nyaris sempurna sebelum gue ngeh kalo gue lagi ada di daerah rumah seseorang yang menyebabkan masalah di hidup gue beberapa hari belakangan. Begitu ngelewatin rumahnya, konsentrasi gue langsung kacau. Mobil yang tadinya stabil langsung meluncur ga terkendali dan nyaris nyemplung got di depan rumahnya. Aaarrrgghh..!! Latihan yang sempurna berakhir dengan menyebalkan, untung aja pelatihnya (yang sedikit shock juga) bisa nenangin gue lagi. Ada yang lucu setelah latihan. Murid selanjutnya setelah gue adalah seorang ibu2 yang rumahnya di sekitar wilayah itu juga, yang alesannya ngambil kursus setir untuk kasih surprise suaminya yang ultahnya beberapa minggu lagi. Gue yang udah selesai latihan tapi males pulang naek angkot dengan alasan panas, akhirnya nebeng terus mobil latihan sampe tu mobil balik ke depok. Nah cuma nih ibu ternyata ada permintaan khusus sama pelatihnya, dia minta jemput anaknya sekolah dulu di daerah parung sebelum mulai latihan. Karena pelatihnya sangat baik hati, akhirnya kita bertiga meluncur lah ke sekolah sang anak. Sampe sana ternyata belum bubaran sekolah, jadilah kita nunggu di depan sekolah. Gue n pelatih tetep duduk manis beradem2 ria di dalem mobil, sedangkan si ibu2 tadi milih untuk bergabung dengan ibu2 penjemput lainnya. Begitu sekolah bubaran, kita langsung menuju depok. Suasana di dalem mobil udah kayak keluarga bahagia mau pergi piknik karena ketambahan 1 bocah SD lagi. Haha. Yah walaupun sempet ngalamin kejadian bete, tapi overall latihan hari ketiga termasuk menyenangkan.

DAY 4

Hari ke-4 ini bener2 kacau. Gue dapet mobil (xenia lagi) dan pelatih yang sama2 ga enaknya. Si pelatih entah sedang ada masalah sama istrinya atau apa tapi gue ngerasa orang ini sedang dalam mood yang tidak baik. Ngajarinnya uring2an n sensi banget dah kayak cewek mau dapet tamu bulanan. Kalo lagi ga puasa bisa2 adu bacot gue sama tu pelatih. Karena dapet pelatih yang ga enak lagi, gue sampe berpikir suuzon kalo pihak kursus setir sengaja ngasih gue pelatih yang selang/i enaknya, sehari enak sehari ga. Mobil yang gue pake latihan pun tampak rewel juga, kayaknya tu mobil udah minta di-service (sok tau). Ga tau cuma perasaan gue atau ga tapi setir mobilnya berasa ga balance. Dalam keadaan lurus kan seharusnya logo merek mobil yang ada di bagian klakson posisinya lurus, tapi di mobil ini malah mencong sekitar 30 derajat ke arah kanan. Jadi kalo gue berusaha ngelurusin setirnya, tu mobil jadi malah kayak belok ke kiri dan hal itu bikin pelatihnya jadi makin sensi aja ngajarin gue yang sering banget ngarahin mobil terlalu mepet kiri. Gara2 dapet mobil dan pelatih yang ga enak, waktu latihan yang 1 jam itu berasa jadi lama banget. Di akhir latihan, kejadian di hari ke-2 pun terulang lagi. Sebelum gue kasih tip, dia udah minta duluan (yang tadinya galak tapi pas minta uang rokok langsung mendadak berubah ramah gitu..hish..). Lengkaplah sudah penderitaan gue hari itu.

DAY 5

Hari kelima gue akhirnya ganti mobil, pake honda jazz. Pelatihnya adalah pelatih di hari pertama. Latihan dibawa ke tempat yang lumayan jauh yang medannya banyak turunan dan tanjakan lumayan curam plus saat itu lagi jam macet. Sempet sedikit curcol sama pelatihnya soal latihan di hari sebelumnya yang bermasalah itu. Dan si pelatih yang baik hati inipun ngasih saran sama gue untuk request pelatih aja ke tempat kursusnya supaya kejadian di hari sebelumnya ga keulang lagi. Begitu kelar latihan akhirnya gue langsung telpon ke tempat kursus pusatnya cuma kok ga ada jawaban ya..?? Ya mungkin harus dateng langsung kali ya.