LDR atau long distance relationship adalah istilah yang sering digunakan oleh mereka yang mengalami hubungan percintaan jarak jauh. Gue sendiri sempat beberapa kali ngalamin yang namanya LDR, dan gue bukan termasuk orang2 yang sukses menjalani itu. Semua hubungan jarak jauh yang pernah gue jalanin selalu berakhir walau sempat ada yang bertahan lama.
Belajar dari semua kegagalan gue itu, gue bertekad untuk tidak akan menjalani yang namanya LDR lagi. Bukan karena gue ga percaya masing2 dari kita bisa menjaga rasa setia, tapi gue lebih membutuhkan seseorang yang memang kehadirannya nyata terutama di saat gue memang lagi butuh dia. Itulah sebabnya kenapa gue baru menerima cowok gue yang sekarang (dani) setelah kita bener2 ada di 1 kota yang sama.
Kita resmi jadian tanggal 7 april 2010 , di dalem kereta (ga romantis banget tempatnya) dalam perjalanan pulang menuju jakarta dari jogja. Sebenernya dia udah menunjukkan rasa sukanya ga lama setelah kita sering jalan bareng sejak pertemuan pertama di jogja akhir tahun 2008, tapi berhubung saat itu gue belum punya perasaan apapun ke dia dan juga gue masih terikat hubungan (LDR juga) dengan seorang teman semasa SMP-SMA, makanya kita cuma sebatas menjalin kedekatan sebagai sahabat.
Setelah gue putus, dia mulai ngedeketin gue lagi, tapi karena gue belum merasa siap memulai hubungan baru lagi makanya gue ga menanggapi. Ga lama setelah putus, gue malah mengingkari janji gue sendiri dengan memulai hubungan baru justru dengan seseorang yang selama ini keberadaannya nyaris ga terlalu keliatan di hidup gue.
Dengan orang ini gue juga mengalami LDR, bahkan jaraknya lebih jauh dari yang sebelumnya. Walau sempat bertahan beberapa lama, tapi akhirnya kita menyerah juga. Dan di masa2 pelarian diri gue ke jogja di awal 2010 , cowok gue mulai menunjukkan eksistensinya buat gue. Disitu gue udah mulai sedikit membuka hati buat dia karena memang saat itu cuma dia yang bisa ngerti gimana perasaan gue dan selalu nemenin gue (bahkan di 3 kota). Dia juga yang justru nunjukin ketulusannya entah di saat terbaik atau terburuk gue saat itu.
Dan akhirnya saat perjalanan pulang ke jakarta itulah dia menyatakan perasaannya (lagi) ke gue. Gue yang sudah melihat banyak perubahan positif dari dia sejak kurang lebih 1 taun kenal, banyak hal yang udah kita alamin sma2 plus kehadirannya buat gue setiap saat yang emang ga cuma sekedar omongan aja, sama kemungkinan ga ngejalanin LDR lagi itulah yang akhirnya membuat gue yakin untuk nerima dia sebagai cowok gue.
Lucu juga sih kalo diinget2, secara salah 1 alasan gue melarikan diri ke jogja saat itu adalah untuk mengejar cinta gue. Gue emang akhirnya ngedapetin cinta itu, tapi justru bukan dari orang yang awalnya gue tuju. Itu juga salah 1 alasan kenapa gue merasa terikat dengan jogja. Di kota itu gue pernah kehilangan cinta, dan di kota itu juga gue mendapatkan cinta gue lagi walau bukan dari orang yang sama. Cintaku made in Jogja ceritanya. Haha.
Dan beginilah kami sekarang, udah menjalani waktu 1 tahun 3 bulan bersama2 dan tetap tidak berubah. Walau sempat beberapa kali putus nyambung (namanya juga anak muda..hehe..) tapi toh nyatanya kami bisa tetap berusaha saling melengkapi. Semoga dia memang jawaban dari pencarian gue selama ini. Walau banyak yang meragukan kami karena perbedaan yang ada, tapi kami akan membuktikannya nanti.
0 komentar:
Posting Komentar