Sudah tak terhitung lagi, namun tetap terulang lagi. Lelah. Kamu menguji ketahananku hingga diambang batas. Kali ini aku menyerah. Tak ada lagi kekuatan yang tersisa. Aku benar2 lelah, hingga mati rasa. Aku terlalu lemah untuk bisa kembali mengulang hal yang sama. Aku menyerah. Kalah. Biar mereka yang tertawa bangga melihat ini semua. Aku jatuh karena kesalahanku sendiri. Menyerahkan semua kepercayaanku padamu yang diam2 menyerangku. Aku terlalu lemah, hingga tak bisa marah. Aku pasrah. Sudah tak ada rasa untuk memperbaikinya. Hatiku sudah berubah beku, kaku. Dan akan tetap begitu, karena aku telah mati rasa padamu.
Minggu, 27 Januari 2013
Jumat, 25 Januari 2013
Belum Menikah
Tadi menu makan malam gue dan pacar adalah nasi padang. Kita biasa makan di sebuah rumah makan kecil deket rumah gue. Saking seringnya kita makan disana, sampe2 si pemilik toko mengenali kita dan hafal menu favorit kita berdua. Biasanya sang owner hanya sekedar menyapa kita saja, tapi tadi terjadi percakapan yang tidak biasa, yang bikin kita kaget sekaligus geli.
Owner : "Baru pulang kerja ya..??"
Pacar : "Iya."
Owner : "Kerjanya sekantor..??"
Gue : "Ga kok. Saya kerja dirumah."
Owner : "Oooh..Udah punya anak belum..??"
(disini gue sudah mulai curiga kemana arah pembicaraannya)
Gue : "Belum."
Owner : "Udah nikah berapa lama..??"
Gue & Pacar : "Kita belum nikah!!!"
Owner : ---speechless sejenak--- "Kirain udah nikah, abis keliatan cocok banget sih kayak orang yang baru nikah."
Jujur aja baru kali ini ditanya hal mengejutkan kayak gitu. Kalo menurut analisa pacar sih, si uni pemilik rumah makan itu mengira kita udah nikah karena sering liat gue kesana cuma pake setelan baju tidur (kadang daster + leging) yang ditutupi jaket, sementara pacar emang selalu terlihat dengan baju ala2 orang kantoran yang baru pulang ke rumah (celana seragam, t-shirt, sendal), atau kadang baju santai aja (celana pendek + kaos oblong). Dengan jenis pakaian ngasal yang sering kita kenakan saat makan disana, ga heran kalo si uni berpikir kita sudah tinggal serumah (menikah). Jarang banget orang pacaran yang secuek gue dan pacar, yang acara nge-date atau makan malam berdua cuma pake pakaian santai rumahan kayak kita. Kita berdua sebenernya kaget banget pas ditanya kayak tadi. Tapi ya anggap aja kalo itu doanya si uni yang mendoakan kita supaya bisa dilancarkan jalannya menuju pelaminan walaupun itu masih lama.
Rabu, 23 Januari 2013
Pengobatan Alternatif di Depok
Kali ini gue pengen share soal tempat pengobatan alternatif yang
ada di Depok. Sejak bokap keluar dari RS pasca perawatan selama 3 bulan
karena stroke, bokap berobat ke tempat ini dan alhamdulillah cocok.
Bokap yang tadinya pake selang NGT di hidung karena fungsi menelannya
terganggu akibat stroke-nya, hanya dengan 3x datang sudah bisa makan
normal tanpa bantuan selang NGT itu lagi.
Metode pengobatannya pun cukup sederhana. Hanya dengan pijat di bagian yang dianggap sakit. Yang mengobati adalah seorang kakek bernama Pak Haji Sapiih, yang biasa dipanggil engkong. Tempat terapi engkong itu selalu saja penuh tiap harinya, terutama weekend. Bokap pernah kesiangan dateng jam 7 pagi, dan baru dapet giliran dipijat jam 10 saking banyaknya pasien yang mengantri. Engkong membebaskan semua pasiennya menentukan sendiri tarif untuk terapi pijat yang diberikannya itu. Tapi sih rata2 biasanya pada ngasih antara 50-100 ribu per kali datang.
Tiap kali menunggu giliran terapi, nyokap sering ngobrol sama pasien lain soal penyakit mereka. Pernah ada seorang ibu yang mengalami stroke pertama kali datang kesana sama sekali tidak bisa jalan bahkan bicara, tapi setelah rutin terapi keadaannya sekarang sama sekali tidak pernah terlihat jika ia sempat terkena stroke. Ada juga seorang cowok yang masih muda sempat tidak bisa jalan setelah jatuh saat main futsal. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi pada kakinya (gue lupa sakitnya apa) tapi karena dia takut, akhirnya dia mencari pengobatan alternatif dan datang ke tempat si engkong. Hanya dalam 4x datang si cowok itu sudah mulai bisa jalan lagi.
Tempat pengobatan alternatif ini ada di Pasir Putih, Bedahan, Sawangan, Depok. Jalan masuk hingga sampai ke rumah engkong termasuk jauh dari jalan utama sawangan, tapi walaupun begitu banyak pasien engkong yang datang bahkan dari segala penjuru jakarta, tangerang, dan bogor. Yah namanya juga untuk kesehatan, sejauh apapun juga pasti ditempuh.
Metode pengobatannya pun cukup sederhana. Hanya dengan pijat di bagian yang dianggap sakit. Yang mengobati adalah seorang kakek bernama Pak Haji Sapiih, yang biasa dipanggil engkong. Tempat terapi engkong itu selalu saja penuh tiap harinya, terutama weekend. Bokap pernah kesiangan dateng jam 7 pagi, dan baru dapet giliran dipijat jam 10 saking banyaknya pasien yang mengantri. Engkong membebaskan semua pasiennya menentukan sendiri tarif untuk terapi pijat yang diberikannya itu. Tapi sih rata2 biasanya pada ngasih antara 50-100 ribu per kali datang.
(Engkong sedang memijat bokap gue)
Tiap kali menunggu giliran terapi, nyokap sering ngobrol sama pasien lain soal penyakit mereka. Pernah ada seorang ibu yang mengalami stroke pertama kali datang kesana sama sekali tidak bisa jalan bahkan bicara, tapi setelah rutin terapi keadaannya sekarang sama sekali tidak pernah terlihat jika ia sempat terkena stroke. Ada juga seorang cowok yang masih muda sempat tidak bisa jalan setelah jatuh saat main futsal. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi pada kakinya (gue lupa sakitnya apa) tapi karena dia takut, akhirnya dia mencari pengobatan alternatif dan datang ke tempat si engkong. Hanya dalam 4x datang si cowok itu sudah mulai bisa jalan lagi.
Tempat pengobatan alternatif ini ada di Pasir Putih, Bedahan, Sawangan, Depok. Jalan masuk hingga sampai ke rumah engkong termasuk jauh dari jalan utama sawangan, tapi walaupun begitu banyak pasien engkong yang datang bahkan dari segala penjuru jakarta, tangerang, dan bogor. Yah namanya juga untuk kesehatan, sejauh apapun juga pasti ditempuh.
Kamis, 03 Januari 2013
Mencoba Berkebun
Kemarin waktu nemenin pacar ke ace hardware, gue iseng melihat2 ke bagian alat2 kebun dan menemukan sesuatu yang menarik. Ada beraneka macam bibit tumbuhan dalam sachet, salah satunya adalah bibit bunga matahari. Walaupun gue sama sekali ga tau cara bercocok tanam, tapi gue langsung merengek2 ke pacar minta dibeliin bibit itu. Pacar yang memang tau kalo gue suka banget sama bunga matahari akhirnya luluh dan beliin gue 2 sachet bibit sunflower beserta pot kecil untuk tempat penyemaian. Pulang dari ace hardware kita mampir ke tukang bunga yang bejejer di sepanjang jl.nusantara untuk beli media tanamnya (di ace hardware cuma jual yang gede doank soalnya).
Sampe rumah gue langsung asyik sendiri. Ga sampe 15 menit bibit udah tertanam dalam pot kecil dengan media tanam yang kita beli tadi. Sekarang tinggal membulatkan tekad untuk ga males nyiramin tiap pagi dan sore supaya bibit itu cepet tumbuh. Kalo bibitnya udah tumbuh pacar janji bakal beliin gue bibit taneman yang lain. Hihihihi. Oia, karena 1 sachet itu ada beberapa bibit dan ga gue tanem semua, ada beberapa bibit yang gue kasihin ke pacar supaya ditanem di halaman rumahnya. Kali aja numbuh juga. Jadi kalo pas gue maen kerumah pacar, gue bisa liat bunga matahari juga kan. Ga sabar pengen liat bibitnya bertunas deh.
Langganan:
Postingan (Atom)