Siang tadi gue menemani ade gue dan seorang tetangga (Ulan) bikin
SKCK, karena ini baru pertama kalinya untuk mereka bikin SKCK makanya
mereka minta gue nemenin mereka. Syarat2 pembuatan SKCK sudah disiapkan
sebelumnya supaya ga bolak/i. Syarat2 untuk pembuatan SKCK (baru) adalah
sebagai berikut :
1. Surat pengantar dari kelurahan;
2. Fotokopi KTP yang masih berlaku;
3. Foto ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar.
Karena fotokopi dan pasfoto sudah ada, maka kemarin ade gue dan
Ulan pun pergi minta pengantar dari RT-RW untuk ke kelurahan. Proses di
RT-RW sangat lancar. Kurang dari 1 jam surat pengantar sudah di tangan.
Dan pagi tadi sekitar jam 9 mereka berdua datang ke kelurahan, gue ga
mengantar karena dari pengalaman gue bikin pengantar SKCK prosesnya
cukup mudah dan cepat. Sekitar 1 jam kemudian gue terima SMS dari ade
gue yang menanyakan dimana kantor kecamatan karena mereka diharuskan
minta ttd ke kecamatan.
Waktu gue bilang ga perlu ke kecamatan, ade gue bilang kalo orang kelurahan yang nyuruh kesana karena mereka dapat penjelasan kalo surat pengantar SKCK harus ada tandatangan dari kecamatan juga atau surat itu ga bakal diterima nantinya pas di Polres. Gue awalnya mikir mungkin memang ada perubahan birokrasi yang gue ga tau jadi akhirnya gue nyusul mereka ke kelurahan dan kita bertiga pun cepet2 ke kecamatan.
Di kecamatan sangat2 sepi, cuma terlihat beberapa orang yang sedang bayar PBB, di dalam kantornya pun cuma ada beberapa orang pegawai yang sudah beristirahat (makan) padahal saat itu masih jauh dari jam istirahat sebenarnya yaitu pukul 12.00 WIB. Ulan yang maju untuk menanyakan dimana tempat untuk tandatangan pengantar SKCK harus menunggu lumayan lama untuk dilayani di loket pelayanan. Setelah ada petugas yang melayani, ade gue dan Ulan pun disuruh masuk ke dalam kantor kecamatan. Gue yang cuma nganter terpaksa nunggu diluar.
Sekitar 10 menit kemudian mereka keluar dengan surat pengantar yang sudah di tandatangan oleh pihak kecamatan. Gue pikir saat itu proses pembuatan surat pengantar sudah selesai, tapi ternyata belum. Sewaktu di dalam, mereka diberitahu oleh petugas kecamatan kalo ada 2 tandatangan lagi yang harus mereka dapatkan, yaitu dari Koramil dan Polsek wilayah tempat tinggal. Gue yang sudah beberapa kali bikin SKCK jelas aja tambah bingung. Apakah harus sesulit ini untuk bikin pengantar SKCK saja?? Apakah tandatangan dari lurah saja tidak cukup, sehingga harus ada tandatangan dari Kecamatan, Koramil dan Polsek setempat juga??
Karena waktu yang sudah sangat mepet dengan jam makan siang, gue memutuskan untuk langsung berangkat ke Polres supaya bisa ngejar waktu sebelum jam istirahat pelayanan. Sampai di Polres, sekitar jam 11.15 WIB tempat pelayanan SKCK masih sangat ramai dan gue melihat banyak dari mereka yang surat pengantarnya hanya ada tandatangan dari kelurahan saja. Gue akhirnya mengantri untuk mendapatkan formulir SKCK, sudah jadi rahasia umum kan kalo ngantri SKCK tanpa nomor antrian, jadi orang bisa seenaknya menyelak/menyerobot antrian.
Saat gue sudah berada di depan loket, bukannya mendapatkan form isian SKCK, gue malah disuruh pulang oleh petugas dan datang lagi besok. Gue ga tau alasannya apa tapi dia bilang kalo hari ini jam pelayanan SKCK sudah tutup padahal di kaca depan loket jelas2 tertera jika jam pelayanan adalah 08.00-14.00 WIB. Gue yang ga mau sia2 datang ke Polres berusaha minta formulir SKCK-nya dulu supaya bisa diisi dirumah dan besok tinggal menyerahkannya saja waktu datang kesana, tapi petugas yang saat itu gue lihat sedang membereskan form SKCK yang kosong tetap saja menolak dan menyuruh gue untuk datang lagi besok. Ga cuma gue aja yang merasakan hal itu, banyak orang yang sudah antri pun harus merasakan penolakan yang sama.
Gue berusaha untuk menghubungi teman yang bekerja disana supaya paling tidak gue bisa mendapatkan formulirnya hari itu juga. Tapi ternyata temen gue sama sekali ga bisa (atau ga mau??) bantu. Gue yang jelas2 melihat dia ada disana dan berusaha menghubungi lewat telpon, SMS, dan juga langsung manggil lewat jendela ruang pelayanan SKCK tapi sama sekali ga digubris. Gue yang sudah sangat muak dengan pelayanan para aparat sejak dari kelurahan langsung mengajak ade gue dan Ulan cepet2 pergi dari sana dan segera ke walikota untuk bikin kartu kuning. Sayangnya mereka berdua masih keukeuh untuk nunggu di Polres sampe jam istirahat selesai dengan harapan begitu loketnya buka lagi, mereka bisa dapet formulir SKCK-nya.
Well, akhirnya kita nunggu selama 1 jam disana. Begitu loketnya buka lagi Ulan langsung cepet2 ke loket dan minta formulir tapi tetep ditolak. Setelah itu kita langsung nyebrang ke kantor walikota untuk bikin kartu kuningnya Ulan. Di walikota ternyata lebih ramai dari Polres, setelah memasukkan berkas Ulan dapat nomor antrian, dan dia dapat nomor 161 sedangkan saat kita datang antrian baru di nomor 108.
Karena masih lama, akhirnya kita memutuskan untuk ke ITC dulu
buat istirahat sekaligus makan siang. Sekitar 1,5 jam kita di ITC,
setelah rasa lelah sedikit berkurang kita akhirnya balik ke walikota
lagi. Sampe sana antrian sudah di nomor
156
, berarti estimasi waktu kita ga meleset. Ulan ngantri di bangku
antrian sedangkan gue dan ade gue duduk di tangga menghadap lapangan.
Sekitar 15 menit kemudian Ulan datang dengan kartu kuning di tangan dan
it's FREE, no administration fee at all. Dan walaupun Ulan belom
fotokopi dan legalisir kartu kuningnya, kita memutuskan untuk pulang
karena tenaga yang memang sudah hampir nol.
Tulisan ini gue buat bukan untuk menyudutkan pihak2 tertentu,
tapi sebagai bentuk rasa kecewa gue terhadap pelayanan publik yang gue
terima hari ini. Tulisan ini gue harapkan bisa jadi sedikit kritik untuk
perbaikan pelayanan publik ke depan dimanapun itu.
2 komentar:
bener bgt, gw ja smpe gk jdi krja gra2 skck.. Huh..!! hdup ni mkin ribet..
ya mau bagaimana lagi kalo birokrasinya memang seperti itu..
walau ribet tapi orang2 seperti kita ga punya pilihan lain selain mengikuti aturan yang ada karena emang kita butuh SKCK itu..
berharap saja semoga di kemudian hari akan ada kebijakan yang bisa mempermudah proses pembuatan SKCK..
Posting Komentar