Sabtu, 22 Desember 2012

Pertengkaran Tadi

Pertengkaran itu terjadi lagi. Hanya karena masalah komunikasi. Tapi pertengkaran kecil tadi justru membuka segalanya. Rasa lelahku padanya, komitmen kami yang (ternyata) tak sama, hingga masalah banyak orang ketiga. Banyak waktu yang telah aku lalui dengannya ternyata tak mampu membuatku benar2 mengenalnya. Dia masih saja asing bagiku. Sama sepertiku untuknya.

Pertengkaran tadi berujung tangisku. Bukan karena aku lemah, tapi justru karena selama ini aku telah sangat kuat menahan semuanya. Hingga tak ada lagi kekuatan yang tersisa. Tangis tadi seolah pertanda jika disinilah ambang batas ketahananku. Mata dan hatiku sudah tidak mau berkompromi lagi satu sama lain. Selama ini walau hatiku menangis, mataku masih bisa menahan agar airmata itu tidak mengalir. Tapi tidak malam ini.

Pertengkaran tadi seolah menjadi sebuah pembuktian. Bagaimana tidak berharganya seorang aku di matanya. Bagaimana dia menunjukkan dirinya sebagai orang berhati beku. Sekali lagi aku menangis di depannya, karenanya. Sederas apapun airmataku mengalir dia tetap bergeming. Jangankan membasuh airmataku, melihat wajahku saja dia tak sudi. Jarak diantara kami begitu terasa. 

Pertengkaran tadi menjadi cermin bagiku. Mungkin benar kata orang2 selama ini. Aku tidak pantas bersama seorang yang mulia sepertinya. Aku hanya sampah yang tak berharga. Mungkin itu juga yang membuatnya tidak pernah takut kehilanganku. Karena aku bukan apa2. Bukan siapa2.

Pertengkaran tadi menambah satu lagi luka darinya. Tapi juga menempaku untuk jadi lebih dewasa. Semua luka itu akan jadi cerita bagaimana selama ini dia memperlakukan aku. Dan juga akan menjadi banyak alasan bagiku apakah akhirnya aku akan tetap bersamanya atau meninggalkannya.

Dan seperti biasa, pertengkaran tadi tidak menyelesaikan apapun. Tidak mengurangi bebanku sedikitpun. Tidak juga bisa merubahnya menjadi lebih peduli. Bukankah seharusnya semua peristiwa selalu ada maksudnya?? Lalu untuk apa ada pertengkaran tadi jika tidak juga bisa mengubah situasi??

6 komentar:

  1. Sabar ya2, kita emang tdk mengerti knp Alloh mempertemukan dengan orang2 yg salah itu karena Alloh mau supaya kita bisa belajar dari sebuah kesalahan.

    BalasHapus
  2. although sometimes i feel a hard time with him but i never think it's a mistake..
    we were just a bit different from the other couples (you know what i mean)..

    BalasHapus
  3. Semua keputusan ada ditangan kalian sepenuhnya

    BalasHapus
  4. yup..we're fight for it..
    berharap orang2 di sekitar kami bisa ikut mendukung dan mendoakan kami..
    we just want to be kosher to each other..^^

    BalasHapus
  5. "Pertengkaran tadi menjadi cermin bagiku. Mungkin benar kata orang2 selama ini. Aku tidak pantas bersama seorang yang mulia sepertinya"
    Mungkin lebih cocoknya adalah dia belum pantas untuk Mba belum jodoh untuk mba, saya lebih cenderung memilih seseorang yang mencintai saya sebab biasanya dia lebih sabar dan lebih sayang terhadap saya, maaf ya mba just share ..

    BalasHapus
  6. hmmm..pendapat kamu ad benarnya juga..
    but, in my case ada inti masalah yang lebih besar yang ga bisa saya share disini..
    masalah itu yang bikin kami sering dihadapkan pada situasi yang sulit, yang sebenarnya bukan masalah intern kami berdua..
    btw, terima kasih sudah berkunjung kesini.. :)

    BalasHapus