Siang tadi seorang teman memposting sebuah link yang berisi tentang pentingnya berkendara secara aman bagi muslimah. Dia memposting itu karena dia melihat sendiri bagaimana seorang ibu yang berhijab dan bercadar mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan jaket ataupun helm. Gue ngerti maksudnya temen gue itu adalah menyampaikan bahwa sepanjang apapun pakaian atau serapat apapun jilbab yang dipakai, tetap wajib yang namanya memakai jaket dan helm saat naik motor demi keselamatan.
Dari situ gue teringat pengalaman yang pernah gue alami dan lihat sendiri, kebetulan kejadiannya hampir sama. Gue sering melihat banyak jamaah suatu pengajian (ga usah disebut lah ya biar damai dan ga ada yang salah paham lagi) yang naik motor iring2an saat akan menghadiri tablig akbar pengajiannya. Saat iring2an, sering terlihat jika 1 motor dikendarai 3 orang sekaligus, tanpa memakai jaket dan helm (biasanya pakai baju koko & sarung). Tidak hanya itu saja, iring2an tersebut kadang menyebabkan kemacetan karena beberapa dari mereka mengibar2kan bendera pengajiannya dan mengklakson2 dan menyalip kendaraan lainnya untuk minta diberi jalan sekalipun jalanan memang sedang macet dan kendaraan lain juga tidak bisa bergerak.
Pernah suatu ketika mobil gue tiba2 di blok oleh salah 1 jamaah yang kemudian menaruh motornya di tengah jalan untuk memberi jalan kepada jamaah lainnya dan saat mobil di belakang gue yang tampak sedang terburu2 ingin menyalip, salah seorang jamaah lainnya yang masih berusaha menghalangi mobil itu malah memukul kap mobil itu dengan kasar. Untungnya saat itu tidak sampai terjadi keributan walaupun sempat terjadi ketegangan antara si jamaah dan pengendara mobil itu.
Gue menuliskan komen di posting temen gue itu berdasarkan apa yang memang pernah gue lihat dan alami sendiri. Yang ingin gue menyampaikan adalah kalo tindakan semacam itu tidak hanya membahayakan keselamatan mereka sendiri tapi juga berpotensi untuk membahayakan pengendara lainnya juga. Seterburu2 apapun kita untuk menghadiri suatu acara, tetap wajib menggunakan alat keselamatan dan mematuhi tata tertib berlalu lintas. Teman gue si empunya posting menangkap apa maksud dari komen gue, tapi tidak dengan komenter lainnya.
Gue yang siang tadi sedang berada di commuter line menuju kota dikejutkan dengan komen lainnya yang sepertinya tersinggung dengan komen gue dan postingan teman gue itu. Dia menganggap kalo komen gue dan posting itu terkesan menyudutkan orang2 berhijab dan berbaju koko-sarungan. Dia menegur dan bilang kalo banyak anak muda lainnya yang juga sering naik motor hanya pakai celana pendek, tanpa mengenakan helm, dan berboncengan juga. Ya gue juga setuju pendapat dia karena emang udah jadi rahasia umum kali ya kalo itu. Tapi balik lagi ke awal, bukan maksudnya gue dan temen gue itu ingin menyudutkan suatu kelompok tertentu, tapi memang sekedar berbagi pengalaman dan cerita supaya bisa jadi pelajaran buat semua yang baca gimana pentingnya berkendara dengan baik, yang hanya saja kebetulan contohnya adalah jamaah suatu pengajian, dan lagi kebetulan karena link yang diposting juga tentang muslimah.
Gue ga ngebahas soal anak2 alay yang suka boncengan bertiga2 pake tanktop-celana pendek-rambut dipirangin karena buat gue mereka kebanyakan adalah anak muda yang nalarnya belum sampai soal keselamatan berkendara, bukan berarti lantas gue memaklumi kelakuan mereka itu ya. Sedangkan kalo jamaah suatu pengajian itu tingkatnya udah jauh lebih intelek dibanding anak2 alay, apalagi mereka pemahaman agamanya juga lebih bagus dibanding orang2 lainnya, jadi sangat disayangkan kalo sampai mereka membahayakan keselamatan diri sendiri ataupun orang lain saat berkendara. Dan terlebih lagi yang gue alami langsung ya memang berhubungan dengan jamaah suatu pengajian, jadi ya gue ga kasih contoh anak2 alay itu karena emang belum (jangan sampe) pernah berurusan sama mereka.
Yang gue ingin tekankan disini tu coba deh liatnya dari sudut pandang yang beda. Gue bisa ngerti kalo liat dari sudut pandang dia sebagai seorang yang berhijab juga merasa tersinggung saat membaca komen gue di posting itu yang terkesan menyamaratakan semua jamaah. Ya mungkin sama kayak misal ada seorang hijaber yang menulis atau berkomentar soal seorang perempuan yang tidak berhijab dan lantas dicap sebagai yang cacat moral kemudian menyamaratakan semua orang yang tidak berhijab seperti itu. Gue juga mungkin sebagai seorang yang belum berhijab tapi ga pernah melakukan sesuatu yang bersifat merusak moral akan panas kalo disamaratakan seperti itu. Tapi coba dicerna baik2 dulu deh kasusnya seperti apa sebelum berkomentar, gue dari awal bilang kalo gue terganggunya sama jamaah suatu pengajian tertentu dan itu pernah gue alami sendiri, dengan kata lain hanya tertuju pada oknum, bukan keseluruhan.
Coba deh liat dari sudut pandang gue sebagai pengendara mobil yang tiba2 di blok jalannya (jalan kita di salip dan kemudian motornya berhenti mendadak di depan mobil kita) atau si pengendara mobil yang kap mobilnya dipukul tadi. Mau kita berhijab atau tidak bukankah itu akan jadi suatu perbuatan yang mengganggu dan mebahayakan kalo terjadi sama kita?? Sama kayak mau kita anak alay atau jamaah pengajian, kalo ga pake helm pas naik motor kemudian jatuh ya kepalanya pasti kebentur aspal dan itu sangat bahaya banget kan?? Sekali lagi gue tekankan bahwa gue benar2 tidak bermaksud untuk menyudutkan atau menghina orang2 yang berhijab atau bersarung ya. Coba tolong pahami dari sudut pandang gue.
Secara dunia maya itu kita cuma komunikasi lewat kata atau gambar, masing2 orang bisa melihat dan memahami gambat atau suatu kalimat dengan berbagai macam ekspresi. 1 kalimat yang sama kalo dibaca dengan nada biasa atau dengan nada sinis atau marah juga hasilnya sudah pasti akan jadi berbeda situasinya. Kita sendiri yang menginterprestasikan tulisan orang lain yang kita baca sesuai suasana hati kita. Jadi biar ga salah paham dan kemudian malah jadi konflik berkepanjangan, jadi coba deh mulai sekarang kita belajar nilai suatu hal ga cuma dari sudut pandang kita sendiri aja, tapi berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain juga. :)