Minggu, 22 April 2012

Berita Duka Dari Jogja

Tidak seperti biasanya, aku sudah terbangun di hari minggu ini sebelum azan subuh berkumandang. Tak hanya aku, tapi seluruh anggota keluargaku. Kami terjaga di pagi buta karena mendapat berita duka cita dari Jogja. Jam 3 dini hari tadi, tanteku (adik ayahku) yang berada di Jogja telah berpulang ke Rahmatullah setelah beberapa hari mendapat perawatan intensif di RS Jogja International Hospital karena komplikasi penyakitnya.
 
Kabar duka ini jelas menjadi kesedihan mendalam bagi keluarga besar kami, karena kami tahu perjuangan beliau menghadapi penyakitnya selama beberapa tahun ini. Tapi kami berusaha ikhlas karena ini memang jalan yang terbaik untuk beliau. Sulit sebenarnya memberitahukan berita duka ini kepada ayahku yang sangat dekat dengan beliau semasa hidupnya. Tapi bagaimanapun juga sebagai kakak, ayahku berhak tahu tentang kabar adiknya ini. Walaupun sedikit terpukul, tapi tampaknya ayahku berusaha keras untuk mengikhlaskan kepergian adik tercintanya.
 
Selamat jalan tante. Engkau sudah jadi sosok yang luar biasa semasa hidupmu. Kami akan selalu mengenang dan mendoakan semoga amal ibadahmu di terima di sisi Allah SWT dan seluruh keluarga besar kami, terutama keluarga inti beliau diberikan ketabahan dan keikhlasan. Amin.

Kamis, 12 April 2012

Cobaan Kedua

Allah benar2 sedang menguji keluargaku. Setelah akhir tahun lalu ayahku tiba2 terkena serangan stroke dan komplikasi penyakit lainnya hingga harus mendapat perawatan intensif selama 2 bulan di RS, semalam keluarga kami kembali diuji dengan musibah yang tak kami sangka.

Keponakanku yang paling besar (Zahra) semalam mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor bersama orangtuanya. Lehernya terjerat benang layangan yang tajam dan membuat lehernya robek karena luka irisan yang lumayan dalam. Semalam zahra dalam posisi berdiri di atas motor. Jika tidak, mungkin benang layangan itu akan mengenai kepala kakak iparku yang duduk di belakang Zahra.

Saat aku menulis ini, Zahra sedang bersiap untuk menjalani operasi di RS Fatmawati. Semalam dia sempat mendapat perawatan di UGD RS Bakti Yudha, tapi karena para dokter disana tidak berani mengambil tindakan lebih lanjut untuk menangani lukanya yang dalam akhirnya Zahra dirujuk ke RS Pasar Rebo. Sayangnya begitu dibawa ke RS Pasar Rebo, pihak RS pun tidak berani mengambil tindakan. Setelah itu Zahra dibawa ke RS Fatmawati yang untungnya bersedia menangani lukanya. Zahra harus menginap semalam di UGD dan paginya langsung dibawa ke ruang anastesi untuk persiapan operasi menutup luka di lehernya.

Aku yakin Allah tidak memberikan musibah ini tanpa alasan. Dia pasti punya rencana dibalik ini semua. Aku hanya berharap jika kami sekeluarga masih dipercaya menjaga Zahra lebih baik lagi setelah kejadian ini. Sembuhkan Zahra seperti sedia kala ya Allah. Berilah dia kekuatan untuk melewati semua ini. Berilah kemudahan agar operasinya berjalan dengan lancar. Kami belum siap jika harus kehilangan malaikat kecil itu sekarang.

Senin, 02 April 2012

Festival Kebudayaan Jepang

Kemaren ada event Japan Festival di D-mall (31 Maret-1 April 2012 ). Dani ngajakin gue untuk dateng pas hari ke-2 buat motret orang2 yang pake cosplay dan pertunjukan ala jepang lainnya. Karena kemaren emang ga ngapa2in meluncurlah kita kesana sore harinya. Pas sampe sana lagi ada sekelompok boyband yang lagi tampil dengan membawakan lagu Bonamana-nya Super Junior (kenapa ga bawain lagu Jepang aja ya?? Kan lagi festival Jepang). Karena di sekitar panggung ga terlalu rame, kita langsung naik ke lantai 3. Kita kira suasana di lantai 3 bakal lebih rame, tapi ternyata sepi juga. Banyak meja2 yang seharusnya diisi sama stand2 pengisi acara yang kosong. Cuma 5 stand yang terisi, stand tatoo/body painting, stand takoyaki, stand yang jual pernak/i jepang, stand penyewaan yukata, sama stand tiket obake (rumah hantu).

(ngobrol2 seputar Jepang)

Beberapa pengunjung yang pake cosplay juga cuma sedikit banget jumlahnya dan cosplay yang dipake ga terlalu menarik untuk difoto. Makanya kita mengurungkan niat untuk motret cosplay dan memutuskan untuk berkeliaran di sekitar stand2 yang buka aja. Sebenernya pengen banget bikin tatoo huruf kanji tapi Dani ngelarang, jadi ya daripada ribut mendingan nurut aja. Pas lagi liat ke arah panggung di lantai bawah yang lagi ada pertunjukan drum, ada seorang cewek yang ngebagiin selebaran tentang kesempatan sekolah di Jepang. Karena kita penasaran akhirnya kita coba ngedatengin stand penyewaan yukata yang juga merangkap sebagai stand informasi pendidikan di Jepang. Setelah sempet ngobrol2 sama mbak2 penjaga stand yang udah mau berbaik hati berbagi informasi seputar beasiswa pendidikan, gaya hidup, tempat tinggal, sampe barang2 khas Jepang, gue akhirnya memutuskan untuk nyewa salah 1 yukata yang ada.

(proses pake yukata yang lumayan ribet)

Sekitar 5 menit gue dibantu sama si mbak penjaga stand untuk pake yukata. Ternyata pake yukata tu ribet juga. Harus lipet sana sini, belom lagi bagian lilit2annya. Gimana kalo pake kimono?? Bisa lebih lama lagi deh. Setelah beres dengan yukata, tujuan selanjutnya apalagi kalo bukan buang2 shutter kamera. Daripada udah capek2 bawa kamera dari rumah trus ga jadi motret cosplay, mendingan buat motret gue aja. Hihihihi. Untungnya saat itu bener2 sepi jadi gue bebas pake yukata keliling2 area lantai 3 untuk cari spot foto yang bagus (kalo rame biasanya cuma boleh pake yukata 10 menit aja dan harus di sekitar stand penyewaan aja).

Kita juga sempet beli takoyaki yang dijual ga jauh dari tempat penyewaan yukata. 10 ribu untuk 4 buah takoyaki. Buat kita sih kurang ya. Bukan rasanya yang kurang, tapi jumlahnya yang kurang. Haha. Gue juga sempet ngajakin dani buat masuk ke rumah hantu, tapi karena Dani bilang males sama orang2 yang jadi hantu yang biasanya pada suka jail ngejar2 pengunjung yang masuk kesana jadinya gue cuma foto di depan pintu masuk obake aja.

(di depan papan testimonial obake)

Setelah puas foto2 kita akhirnya balik ke tempat penyewaan yukata untuk balikin yukatanya karena gue juga udah mulai ngerasa kepanasan pakenya. Sebelumnya, kita juga sempet foto berdua. Untungnya kemaren Dani pake Gakuran (seragam sekolah cowok SMA Jepang), jadi suasana jepangnya masih terasa lah walau muka tetep nuansa Jawa. Hehehe.

(Me in Yukata & Dani in Gakuran)